Preprint / Version 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK PADA SISWA KELAS II SD INPRES ECI ASSUE TAHUN PELAJARAN 2015/2016

##article.authors##

  • ANSELINA YODIM Sekolah Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke

Keywords:

metode role playing, hasil belajar dan aktivitas siswa

Abstract

Rumusan masalah penelitian ini, yaitu “Apakah penerapan metode role playing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Inpres Eci Assue pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik?”. Peneliti telah melakukan penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) metode role playing untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Penelitian Tindakan Kelas ini telah dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus akan dilaksan akan dengan mengikuti prosedur perencanaan (planing), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Sesuai dengan hipotesis tindakan yang ditetapkan, ternyata Penerapan model pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) metode role playing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik, terutama pada KD 2 mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik Kelas II, yaitu: “Mengenal dan memahami karya penyelamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh sebelum Yesus”, pada materi pokok ke 10, “Abraham Mempersembahkan Ishak” dan materi pokok ke 11, “Yakub dan Esau”. Hal ini dapat terbukti berdasarkan analisis dalam siklus-siklus Penelitian Tindakan Kelas ter nyata kualitas hasil belajar dan aktifitas belajar siswa dapat meningkat melalui penerapan metode role playing dalam pembelajaran. Selain itu dalam metode pembelajaran role playing, parasiswa juga lebih giat, termotivasi dalam proses belajar mengajar. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya siswa yang tuntas belajarnya yakni 63% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II dengan nilai rata-rata meningkat dari 61,84 pada siklus I menjadi 74,47 pada siklus II. Sementara itu tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga meningkat dari 19,53% siswa dengan kategori “sangat kurang aktif” pada siklus I menjadi 49% siswa dalam ketegori “cukup aktif” pada siklus II.
Dengan keberhasilan penelitian ini, penulis merekomendasikan kepada para guru pendidikan Agama Katolik untuk menerapkan pendekatan kooperatif dalam setiap proses pembelajaran, khususnya metode role playing untuk mengatasi rendahnya hasil belajar dan aktifitas siswa. Tentu saja pemilihan metode ini disertai dengan pertimbangan - pertimbangan tertentu, seperti kondisi peserta didik dan kesesuaian dengan materi pokok yang hendak dibahas.

Additional Files

Posted

14-05-2024

Categories