Preprint / Version 1

RELEVANSI DIALOG SANTO FRANSISKUS ASISI DAN SULTAN AL-KAMIL BAGI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN DIALOG KATOLIK-ISLAM DI KABUPATEN MERAUKE

##article.authors##

  • Emanuel Sogen

Abstract

Pluralisme agama kerapkali membawa dua perspektif, positif dan negatif. Dalam konteks dialog Katolik-Islam, pluralisme agama masih menjadi masalah yang serius, sebab pluralisme agama mengandung perbedaan-perbedaan mendasar (fundamental). Pada wilayah inilah konflik antar agama terjadi, terutama ketika agama-agama masih memakai truth claim sebagai standar perspektifnya dalam berelasi dengan agama lain. Terhadap realitas ini, dialog antar agama merupakan upaya yang dapat menjembatani perbedaan yang ada, terlepas dari konsekuensi logisnya (tantangan dan hambatan). Upaya dialog Katolik-Islam sudah dirintis oleh Santo Fransiskus Asisi dan Sultan Al-Kamil pada Perang Salib kelima (1219-1221). Sehingga umat Katolik dan Islam di kabupaten Merauke melalui FKUB, dapat mengupayakan dan mengembangkan dialog antar agama seturut perspektif dialog Santo Fransiskus Asisi dan Sultan Al-Kamil.
Dialog antar agama adalah sebuah upaya menjalin hubungan yang positif dan konstruktif dengan pemeluk agama lain, melalui perjumpaan-perjumpaan yang intens dan komunikasi yang tulus (persahabatan dan persaudaraan) sehingga para pelaku dialog mampu berkerja sama guna menghadapi tantangan zaman. Peneliti melakukan penelitian terhadap upaya FKUB dalam mengembangkan dialog Katolik-Islam di kabupaten Merauke.
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 23 Januari 2021 hingga 24 Maret 2021. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada relevansi antara dialog Santo Fransiskus Asisi dan Sultan Al-Kamil terhadap upaya FKUB dalam mengembangkan dialog Katolik-Islam di kabupaten Merauke. Hal ini didukung dengan data: sebanyak 3 informan (18,75%) menyatakan mengetahui dialog yang dilakukan oleh Santo Fransiskus Asisi dan Sultan Al-Kamil; 16 informan (100%) menyatakan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, bersifat terbuka (inklusif), dan menganjurkan dialog antar agama, serta menyatakan perlunya mengantisipasi bahaya isu-isu agama yang berpotensi menimbulkan konflik antar agama; 16 informan (100%) meyakini pluralisme adalah kehendak Tuhan, tak dapat ditolak oleh manusia, memerlukan sikap dialog, dan memiliki tantangan (masalah perspektif) yang berpotensi menimbulkan konflik antar agama; 9 informan (56,25%) menyatakan bahwa FKUB memiliki program kerja sebagai upaya mengembangkan dialog Katolik-Islam, serta 7 informan (43,75%) memberikan catatan kritis sebagai respon terhadap upaya dialog FKUB dan harapan agar semakin berkembang.

Additional Files

Posted

13-01-2023

Categories